PERINGATAN HARI SANTRI DI MTs N 5 SRAGEN BERLANGSUNG SANGAT KHIDMAD

Selasa, 22 Oktober 2020 hari bersejarah para santri di Indonesia, perjuangan para santri yang pernah bersatu padu merebut kemerdekaan mempertahankan NKRI. Keluarga besar MTs N 5 Sragen memperingatinya dengan mewajibkan seluruh warga Madrasah (Ibu Guru) berbusana muslim putih, sedangkan bagi Bapak Guru bersarung, berbaju koko putih, dan berkopiah hitam. Dengan baju tersebut menciptakan suasana di kota Santri.

Peringatan hari Santri pada tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena saat ini negara Indonesia baru dilanda pandemi COVID-19. Peringatan hari Santri pada tahun ini hanya dimeriahkan oleh Bapak/Ibu Guru beserta Karyawan/Karyawati MTs. N 5 Sragen. Hal ini sesuai dengan anjuran Pemerintah untuk social distancing dan menghindari kerumunan dengan orang.

Agenda Madrasah dalam rangka memperingati hari Santri adalah upacara dan sarasehan. Kegiatan upacara memperingati hari santri dilaksanakan dengan hikmat. Dalam sambutannya, Drs. H. Dwikur Innama, M.Pd selaku Kepala MTs N 5 Sragen mengingatkan kembali bagaimana umat Islam, ulama atau kyai, dan santri berjuang dengan hukumnya wajib dan fardhu kifayah untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan terjun di medan laga.

“Umat Islam dan para santri membela negara di medan laga setelah Rais Akbar NU KH. Hasyim Asy’ari mendeklarasikan resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 1945. Selanjutnya tanggal 22 Oktober dijadikan hari santri oleh pemerintah,” kata Beliau.

Menurut beliau, memaknai lebih dalam hari santri adalah bila dulu umat Islam dan santri berjuang, berusaha, dan bekerja keras untuk mempertahankan kemerdekaan, sedangkan saat ini harus berusaha dan bekerja keras untuk mengisi pembangunan. Dalam hal ini, kita berkecimpung dalam dunia pendidikan madrasah, sehingga kita berusaha mewujudkan pendidikan di Madrasah yang HEBAT dan BERMARTABAT. Mengantar siswa-siswi MTs N 5 Sragen menjadi insan yang beriman, inovatif, terampil, dan pantang menyerah.

Menurut beliau perpaduan antara urusan dunia dan akhirat sudah tercermin dalam pendidikan di madrasah. Hal ini dibuktikan dengan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang mengintegrasikan antara Ilmu Pengetahuan dengan Al-Qur’an, Hadis, Ilmu Fiqih, Aqidah Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Sebagai bahasa pengantar, dalam soal KSM menggunakan Bahasa Arab, Indonesia, dan Inggris.

Di akhir sambutannya beliau menyampaikan doa semoga MTs N 5 Sragen sebagai salah satu MTS yang pionir dari semua lini di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Sragen minimal.

(MO/MTs.N5Sragen)